Dengan celana pensil alias celana ketat dengan bagian betis superketat. Stereotip kebanyakan yaitu mendengarkan musisi dengan nama genre sama (ini sekte atau klan ya?) yaitu Emo, dengan lirik cenderung tersirat keputusasaan, kecemburuan brutal, dan merasa puitis hanya dengan tambahan kata - kata "i love you til my heart bleeds" atau "cut my wrist and black my eyes", benar - benar menyimpan makna yang sangat sado masokhis, hehehehehe.
Disamping itu band - band yang membawakan musik "emo" ini biasanya menyisipkan teriakan atau lebih sering disebut scream bahkan bisa sampai taraf growling dengan begitu rapinya sampai terkadang terdengar sintetik atau di ada adakan untuk tujuan mencapai nuansa penuh emosi. Bahkan ada yang membentuk suatu komunitas dan terfokus pada pamer - pameran gaya berpakaian dan obrolan tentang musik yang menurut mereka "emo" padahal belum tentu.
Bahkan ada yang menempelkan kata emo pada gambar band "OASIS", kalau taraf ini sudah gawat fren (www.emo-united.com). Mungkin sebelumnya telah ada situs - situs yang telah memberi penjelasan dengan author langsung dari musisi pelaku ataupun scenester kala itu (www.fourfa.com, www.youdontknowemo.tk) atau bahkan menulis buku tentangnya (Nothing Feels Good:Punk Rock, Teenagers and Emo by Andy Greenwald) kontributor SPIN magazine dan seorang observer diluar scene Eric Grubbs dengan bukunya (Post: A Look at the Influence of Post-Hardcore-1985-2007).
Namun semakin banyaknya reaksi "Hei ternyata Christie Front Drive keren juga, belum pernah kepikiran dengerin kayak gini" atau "wah baru tahu itu" membuat saya perlu menyampaikan bagaimana sebenarnya sesuatu yang disebut "emo" atau Post Hardcore.
Sejarah
1980an Setelah bubarnya Minor Threat pada akhir 1983, scene hardcore-punk Washington.DC yang sedang bergaung dan meledak di 1981. tampaknya mengalami kejenuhan dan kehabisan ide segar dalam sound DC hardcore yang established. Piringan hitam paska bubar sang Minor Threat 7" "Salad Days" rilis pada 1984 dan akhirnya menancapkan nisan pada scene DC hardcore-punk. Band - band di seantero negeri mulai mengkasting hal - hal baru untuk ditawarkan. DRI dan Bad Brains mulai memainkan cheeze-metal, band-band New York mulai melakukan moshing yang brutal, 7Seconds mulai terdengar jangly U2 alternative, dll.
Perubahan paling mendasar pada D.C. adalah terhadap melodic rock dengan punk sensibilities dengan kata lainnya semacam new wave atau ini mungkin yang di britania raya disebut era Post-punk namun karena di amerika yang berada pada titik kulminasi adalah hardcore punk maka media menyebutnya era Post-Hardcore. 1984 menandai rilisnya Zen Arcade oleh band Minneapolis Hüsker Dü, mendokumentasikan sound yang lebih matang menggabungkan amarah, pembawaan vokal yang intense and gitar yang menderu layaknya motor dengan tempo rock yang dipelankan dan songwriting melodik yang lebih rumit.
Pada musim semi 1984, sebuah band bernama Rites Of Spring terbentuk dari anggota-anggota The Untouchables/Faith dan Deadline. Band ini membawakan kecepatan punk and disonansi suara. Namun membawa pendekatan vokal yang sama sekali belum pernah ada terhadap campuran ini. Sang vokalis Guy Picciotto membawa sebuah gaya-kehabisan-nafas punk setiap saat, sembari tenggelam secara intens dalam lirik yang personal ditingkahi dengan emosi dan keringat. Suaranya pecah pada momen klimaks menjadi rontaan serak, berkerikil layaknya jalan dan penuh penjiwaan. Untuk kemudian gaya ini diteruskan pada bandnya paska Rites Of Spring dengan gitar lebih mengawang melodis dan lebih indie-rock yaitu One Last Wish. Dengan penulisan lirik lebih fokus pada pertemanan dan cinta yang ditulis dengan indah penuh metafora.
Musim panas 1985 menjadi dikenal dengan "Revolution Summer" ketika gelombang baru band - band dengan rock-tempo, melody based, vocal bernyanyi terbentuk dari kumpulan musisi DC punk dengan sound rock beragam - Three, Gray Matter, Soulside, Ignition, Marginal Man, Fire Party, Rain, Shudder to Think, dll. Beberapa band tetap membawakan sound fast hardcore punk-based dengan pendekatan vokal yang baru, Dag Nasty menjadi perkecualian yang terlihat. Vokalis Minor Threat, Ian MacKaye, bernyanyi pada band Embrace (bandingkan dengan nama DC bandnya sebelumnya - Minor Threat, Void, and State Of Alert) yang mana liriknya emosional dan secara mendalam mempertanyakan diri (filosofis berbau pencarian jati diri), namun masih jernih dan tak ambigu. Secara musikal, grup ini (dibentuk oleh sebagian besar anggota ex-Faith) menulis musik midtempo, somewhat jangly dengan banyak melodi dan hook gitar pop . Vokal MacKaye mendapat trademarknya yaitu deklamasi tegas dengan hanya sesekali percikan emosional yang muncul. Beberapa sound dari band-band ini kemudian dikenal sebagai "suara D.C" klasik. Beberapa darinya secara turunan dilabeli "emo," sebagai kependekan untuk "emotional.". entah berasal darimana istilah ini, namun ada rumor bahwa istilah ini terdengar ketika Guy Picciotto pertama bermain salah seorang penonton berkata "oh God,your singing is so "emotional" . Lainnya dikatakan bahwa istilah ini muncul pertama saat interview Ian Mackaye dengan majalah Flipside . Tak lama kemudian DC bands mendapatkan label "emo-core."
Sesaat setelahnya (1986), beberapa band mulai untuk fokus pada elemen "emo" itu sendiri. The Hated di Annapolis (dekat D.C.) nampaknya menjadi post-Rites of Spring pertama yang melakukan ini. Setelah itu, Moss Icon muncul di kota yang sama. Moss Icon mengejawantahkan elemen "emo" sampai pada intinya ,dan memberikan beberapa melodi gitar yang mendetail, terarpeggiasi (oleh Tonie Joy, nantinya bergabung dalam Born Against, Lava, Universal Order of Armageddon, dll.) dengan fokus pada dinamisme keras/pelan. Vokalnya pula, sebuah gebrakan baru dengan membangun teriakan aktual di-puncak-nafas pada klimaks lagu. Moss Icon, sebuah band yang relatif terkenal dan menjalankan beberapa tur, memperkenalkan kepada scene punk pada musik yang core emphasis pada emosi daripada energi punk. Mungkin Rites Of Spring memperkenalkannya namun Moss Icon menyempurnakannya. Nantinya emo bands akan terpengaruh secara berat dari dinamisme Moss Icon , gaya guitar, dan pembawaan vokalnya.
1990an
Tak nyaman rasanya membicarakan emo 90an tanpa Jawbreaker dan Sunny Day Real Estate. Jawbreaker dengan rilisan 1992nya yaitu Unfun dan Sunny Day Real Estate dengan rilisan sub pop 1994 yaitu Diary ikut merasakan getah dari new emerging punk hero yaitu Nirvana dengan Nevermindnya. Ya "emo" perlu menyatakan terima kasihnya atau kekesalannya pada media 90an yang mendewa-dewakan grunge scene yang ikut mengimbas pada scene emo yang saat itu sebuah populasi besar yang terabaikan.
Jawbreaker dianggap sebagai batu loncatan dari emo kontemporer, besar dari scene HC-PUNK San Fransisco, mereka menggabungkan nafas hardcore-punk dengan sensibilitas pop-punk yang terlihat pada irama dan gaya bernyanyi Blake Schwarzenbach yang cenderung street punk namun masih in tune dengan lirik yang bertemakan frustasi dan introspeksi diambil langsung dari buku hariannya sendiri menjadi magnet yang universal bagi fans dan penonton. Blake juga sebagai "emo" idol pertama karena fans lebih relate kepada sosoknya daripada lagu itu sendiri. Album "24 hour revenge therapy"menjadi yang paling disukai dan favorit fans.
Kemudian mereka mengikat kontrak dengan Geffen Record untuk merilis album major " Dear You". Mereka beberapa kali tur dengan Green Day dan Nirvana namun album mereka secara luas kurang diminati. Kemudian Blake membentuk band lain di bawah nama Jets to Brazil yang kemudian bubar pada tahun 2003. Mungkin keberadaan mereka kurang terlihat massa namun banyak band-band setelahnya mencatut nama Jawbreaker sebagai influencenya. Sebaliknya Sunny Day Real Estate berkebalikan dengan image Jawbreaker yang tegas dan hantam kromo dengan kurangnya skill mereka. SDRE terdiri dari personil yang melek musik dan berkemampuan tinggi , alat mahal dan ambisi musikal besar. Dengan pembawaan musik yang lebih mendayu namun tetap keras terkadang hampir seirama dengan Nirvana. pada album Nevermind .Jeremy Enigk sang vokal bernyanyi dengan falsetto terkadang seperti menenggelamkan diri dalam lirik yang pretensius romantik. Inilah yang membuat emo semakin diasosiasikan dengan lirik cinta dengan balutan Hardcore-punk slow tempo melodis daripada akar politis punk rocknya yang dulu masih terdengar pada Rites Of Spring, Gray Matter dan Embrace.
Kemudian pada pertengahan 90an band-band baru yang menggabungkan kerasnya HC-Punk dengan intelegensi Indie-rock bermunculan.Dengan beat dan bpm tak terduga dan gaya bernyanyi lembut transisif ke keras dengan tak terduga pula menghiasi dunia emo underground kala itu juga meleburkan kekuatan anthemik punk rock dan etos kerja DIY yang diwarisi dari HC-PUNK. Dengan suksesnya Dookie dari Green Day dan Smash dari The Offspring, kepopuleran underground menuju mainstream membuat para musisi era post-hardcore mengolah musik mereka, memutasinya dan membuatnya lebih rumit atau bahkan lebih simple. Beberapa band dari amerika serikat bagian tengah seperti Braid dari Champagne-Urbana, Illinois, Christie Front Drive dari Denver, Colorado, Mineral dari Austin, Texas, Jimmy Eat World dari Mesa, Arizona, The Get Up Kids dari Kansas City, Missouri, dari The Promise Ring dari Milwaukee, Wisconsin disebut - sebut sebagai yang berpengaruh pada gaya bermain band - band setelahnya.
Braid dan Cap N Jazz yang sama-sama dari midwest america dianggap sebagai pelopor peleburan kompleksitas math rock dengan lirik metafora yang sangat sulit diinterpretasikan. Dengan lagu "Harrisson Ford" yaitu bertemakan introspeksi diri tentang menjadi seorang laki-laki tegar dan ideal dibalut tempo yang mengagetkan dari pelan kemudian dibawa ke serangan tiba-tiba beat kencang yang kemudian dikembalikan lagi ke pelan.
Cap N Jazz dengan lagu Little League menggambarkan semangat olahraga dan semangat cinta SMA dengan balutan lirik yang terkadang susah diinterpretasikan karena penggunaan istilah yang aneh namun dinyanyikan secara mentah namun berfluktuasi seiring irama lagu dan anehnya semua lagu bernada ceria walaupun ada tema patah hati dan bullying, juga mereka yang pertama menggunakan terompet pada lagu-lagu mereka sungguh hal yang di luar kebiasaan. Hal ini diikuti oleh sekelompok pemuda di bawah nama At The Drive In. namun dengan lirik lebih politis dan penuh amarah dalam balutan latin, progresif rock dan serangan hardcore kental yang bisa didengar secara jelas lewat teriakan-teriakan Cedric Bixler Zavala layaknya Guy Picciotto dulu. Kemudian disusul band yang mengedepankan vokal mentah dan cenderung teriak tanpa arah dengan mengikuti alur lagu seperti Portrait, clikatat ikatowi ,Unwound, Funeral Dinner, Mohiner, Swing Kids, Hot Snakes, Orchid dan Saetia, yang lebih mirip grindcore namun lebih halus namun diselingi melodic hardcore.Band inilah yang kemudian disebut sebagai Screamo yang mengandalkan vokal tanpa bernyanyi namun atmosfir lagu dibuat semelodius mungkin dan sehardcore mungkin. Adapun dari New York yaitu Texas Is The Reason menjembatani indie rock dan emo secara gamblang dalam masa hidup mereka yang selama 3 tahun. Dengan lirik yang langsung dari buku harian tanpa metafora dan lebih straight to the point diliputi ironi dan sinisme terhadap cinta. Tahun 1995 album mereka Do You Know Who You Are? dirilis oleh Revelation records dan terjual ribuan kopi, sebuah jumlah yang lumayan untuk band emo saat itu dan menginspirasi band - band New Jersey dan Long Island macam Thursday, Glassjaw, Taking Back Sunday, Saves The day, Senses Fail, Midtown dan bahkan My Chemical Romance sekalipun.
The Promise Ring kemudian mengambil jalur lebih halus, pop punk dan merakyat dengan lirik - lirik cinta diikuti The Get Up Kids dengan mengurangi kompleksitas math rock dan lebih mengandalkan beat catchy daripada berusaha menjadi cerdas. Yang kemudian diteruskan oleh solo act Dashboard Confessional, mantan vokalis Further Seems Forever yang kemudian membentuk Dashboard Confessional di tahun 1999 dengan penampilan pertama bersenjatakan gitar akustik namun dengan jangkauan vokal luar biasa dan lirik cinta yang puitis aktual tanpa mengurangi estetika atau terkesan komersil. Band ini mencapai keterkenalan mainstream setelah lagu Screaming Infidelities mencapai nomor 5 pada tangga lagu billboard 2002 dan Vindicated menjadi soundtrack Spiderman 2.
2000an
Awal 2000an menjadi tahun yang subur bagi band seperti Story Of The Year, Taking Back Sunday, Senses Fail, Dead Poetic, The Used, My Chemical Romance dan Dashboard Confessional mulai mendapat perhatian massa, karena media mulai memblow up mereka dan atas kejenuhan musik di penghujung tahun 1999 maka media pun mencari mangsa baru. Dengan pendekatan The Promise Ring dan The Get up Kids untuk emo yang lebih pop dan catchy Dashboard Confessional dan Story Of The Year memikat fans dengan lirik cinta mereka. My Chemical Romance dan The Used mengambil juga jalur cinta namun dengan balutan lebih gothic gelap lebih ke mengambil influence dari Texas Is The Reason, untuk gaya bernyanyi dan Orchid atau Saetia untuk dinamika lagu.
Dengan gaya rambut poni lempar menutupi wajah dan baju gelap-gelap mungkin ini yang jadi inspirasi para fans membuat cult of personality dan cult of fashion dari emo sendiri. Media kemudian mendowngrade hal-hal tersebut dan mengasosiasikannya dengan term "emo" dan menjadi sumber hujatan banyak pihak bahkan di meksiko pada tahun 2008 sekelompok pemuda bergaya emo dipukuli sampai kritis bahkan mereka menyatakan perang terhadap kelompok yang mengasosiasikan diri dengan segala hal berbau "emo".
8 Mei 2008 seorang gadis bernama Hannah Bond ditemukan mati gantung diri setelah beberapa hari pernyataannya tentang bunuh diri yang glamor karena inspirasi dari album My Chemical Romance yang bercerita tentang pria yang sekarat karena kanker dan kehilangan semangat hidup. Namun terlepas dari itu banyak band yang kembali menggali kearifan emo lama seperti Cap n Jazz dan Embrace dan menambahkan unsur lainnya seperti post-rock dan bahkan noise rock. Seperti band City Of Caterpillar, Envy, Mutiny On The Bounty, Appleseed Cast dan Street Small Cyclist. Tanpa dandanan yang self-associated to emo atau segala macam pernak-pernik fashionnya. Inilah mungkin yang seharusnya disebut Post Hardcore.
Jadi kesimpulannya post hardcore atau istilah paling merakyatnya "emo" adalah suatu subgenre dan tidak lebih dari itu karena dalam ethic dan radikalisasinya menganut DIY dari pendahulunya yaitu Hardcore Punk. Bukan sebuah subkultur yang mempunyai pakem gaya rambut, gaya berpakaian, filosofi dan sebuah komunitas, bukan pula sebuah cult of personality layaknya hitler atau stalin yang setiap gayanya atau gerak geriknya ditiru layaknya nabi. Mungkin masa kini bisa dilambangkan oleh pemujaan para muda terhadap gaya berpakaian Gerard Way dkk atau The Used.
Bukan pula ajakan untuk bunuh diri namun lebih ke sebuah pencarian jati diri, introspeksi pada tiap liriknya dibalut metafora dan puisi yang sama sekali tidak cemen dengan kata demi kata penuh perhitungan. Karena pada dasarnya emo masih mempunyai unsur hardcore punk dan banyak band yang terdengar bernyanyi emosional atau dengan alur lagu yang angular lebih memilih disebut band punk atau membiarkan media melabeli mereka dengan sebutan lebih beradab yaitu Post Hardcore. Akhir kata kritik - kritik tajam di atas bukan untuk menjatuhkan atau mengutuk suatu kesalahkaprahan ini namun untuk memberikan pandangan yang lebih faktual tentang apa yang diatributkan oleh muda-mudi masa kini.(nickcave)